Batu Bara – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Batu Bara nomor urut 3, Zahir dan Aslam, terlibat dalam insiden tak terduga seusai debat kandidat pertama yang digelar di Medan pada Selasa, 29 Oktober 2024 kemarin.
Sebelumnya, dalam debat yang berlangsung selama dua jam tersebut, Zahir dan Aslam memaparkan visi-misi unggulan mereka untuk Batu Bara, khususnya dalam bidang sumber daya manusia, pertanian, dan pendidikan.
Zahir, yang menyampaikan gagasan terkait peningkatan kualitas tenaga kerja lokal melalui job fair dan pelatihan kerja, juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung ketersediaan tenaga ahli di berbagai bidang, terutama di sektor pendidikan dan industri lokal. Program-program mereka diharapkan dapat membantu menciptakan masyarakat Batu Bara yang sejahtera dan mandiri.
Namun, setelah debat usai dan para pasangan calon mulai meninggalkan lokasi, insiden tak terduga terjadi.
Zahir, calon Bupati nomor urut 3, diduga diserang oleh AC alias M Z, yang merupakan keluarga dari Calon Wakil Bupati nomor urut 2, Oky Iqbal Frima.
Meskipun mengalami perlakuan tersebut, Zahir menanggapinya dengan tenang, hanya tersenyum dan tidak memperlihatkan respons negatif.
Menanggapi insiden ini, Pahala Sitorus, Ketua Koordinator Tim Hukum Paslon Zahir-Aslam, menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan langkah hukum dan tengah berkoordinasi untuk mengumpulkan bukti rekaman CCTV dari pihak manajemen Grand City Hall.
Pahala menyebutkan bahwa kejadian tersebut merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat dikenai sanksi pidana.
“Saya selaku tim hukum sedang berkoordinasi dengan pihak manajemen untuk meminta rekaman CCTV sebagai alat bukti guna melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Medan, Polda Sumut,” ungkap Sitorus.
“Tindakan yang dilakukan oleh Achiang ini jelas melanggar hukum sesuai KUHPidana. Untuk itu, kami berharap agar insiden ini ditindak secara hukum agar tidak ada lagi kejadian serupa di masa mendatang, terutama terhadap calon pemimpin publik,” tegasnya.
Tim Zahir-Aslam pun mengimbau seluruh pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi balasan. Mereka berkomitmen menyerahkan penyelesaian insiden ini melalui jalur hukum yang berlaku dan akan membuat laporan ke Polda Sumut dengan bukti yang ada. (red)