Asahan – Kabar73.com || Kabupaten Asahan mencatat sejarah penting dalam upaya pelestarian budaya dan syiar Islam. Yayasan MTQ Pertama Indonesia secara resmi menghibahkan Rumah Musyawarah/Mufakat dan Masjid MTQ 1946 yang berada di Pondok Bungur, Kecamatan Rawang Panca Arga, kepada Pemerintah Kabupaten Asahan.
Tempat bersejarah ini merupakan saksi lahirnya Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) pertama di Indonesia pada tahun 1946. Dari lokasi inilah tradisi perlombaan membaca Alquran mulai berkembang hingga menjadi MTQ tingkat nasional yang berlangsung hingga sekarang. Nilai historis dan religius yang terkandung menjadikannya sebagai salah satu objek cagar budaya Kabupaten Asahan sekaligus warisan penting bangsa.
Hibah Yayasan MTQ Pertama Indonesia
Rumah dan masjid bersejarah tersebut selama ini dikelola oleh Yayasan MTQ Pertama Indonesia yang berdiri sejak 1946. Yayasan yang dibina oleh H. Azwar Djun, ini merupakan kelanjutan perjuangan pendirinya, almarhum H. Muhammad Ali Umar di Medan. Melalui hibah ini, pihak yayasan berharap pengelolaan situs bersejarah dapat dilakukan lebih profesional, optimal, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah.
Ketua Yayasan MTQ Pertama Indonesia, Dr. H. Nahar A. Abdul Ghani, bersama Sekretaris Dr. Zain Noval, menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral menjaga amanah sejarah. “Kami berharap Pondok Bungur dapat dikembangkan sebagai pusat pembelajaran, penelitian, dan pengembangan tilawah Alquran tingkat nasional, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh generasi mendatang,” ujar Nahar.
Bupati Asahan Sambut Baik
Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, menerima langsung audiensi pembina dan pengurus yayasan. Dalam kunjungannya, Bupati juga meninjau Rumah Musyawarah/Mufakat sekaligus menyaksikan kegiatan perlombaan membaca Alquran yang digelar di lokasi tersebut.
“Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yayasan MTQ Pertama Indonesia. Kami berkomitmen menjaga, merawat, dan mengembangkan situs bersejarah ini sebagai kebanggaan, bukan hanya bagi masyarakat Asahan, tetapi juga bangsa Indonesia. Dengan tata kelola yang baik, warisan ini akan memperkuat syiar Islam dan pendidikan Alquran di daerah kita,” tegas Bupati. (red)