Asahan – Kabar73.com || Tepat sebulan lamanya atau pada tanggal 1 Oktober 2024 lalu, Ade Nurul Fadillah siswi sekolah penerbangan di Medan meninggal dan kini makamnya kembali dibongkar untuk diekshumasi guna kepentingan penyelidikan Polda Sumatera Utara, Jumat (1/11).
Proses ekshumasi dimulai sekitar pukul 14:30 WIB melibatkan tim dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara dan dari kepolisian Polda Sumut bersama tim dokter forensik independen yang diundang langsung oleh keluarga demi memastikan penyebab meninggalnya korban yang diduga tidak wajar.
Hampir tiga jam lamanya tim dokter forensik melakukan penyelidikan terhadap jenazah Ade di perkuburan Muslim, Jalan Melati Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Sementara itu, puluhan warga dan kerabat keluarga antusias menunggu jalannya pembongkaran makam hingga ekshumasi selesai digelar.
Kepada wartawan, dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan, dr. Ismuhrizal, menyatakan bahwa kondisi jenazah yang sudah mengalami pembusukan saat ekshumasi dilakukan.
“Proses ekshumasi telah selesai dan berjalan lancar. Karena ada pembusukan pada organ-organ tertentu, kami harus melanjutkan pemeriksaan melalui patologi anatomi di laboratorium,” ujarnya.
dr. Ismuhrizal menyatakan, proses pemeriksaan dilakukan pada bagian tubuh yang dicurigai. Namun dengan kondisi jenazah saat ini pihaknya harus bekerjasama lagi dengan tim labolatorium agar hasil pemeriksaan bisa lebih akurat.
“Sudah diperiksa beberapa bagian tapi kami perlu bekerja sama dengan laboratorium untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat,” tambahnya.
Ditanya lebih lanjut soal hasil pemeriksaan ia menyebutkan waktu maksimal satu bulan. “Rata-rata dua minggu sampai satu bulan,” ujarnya.
Senada dikatakan oleh tim dokter forensik independen yang sengaja diundang pihak keluarga, dr. Reinhard Hutahaean, yang menyatakan bahwa langkah ini wajar dalam penyelidikan kematian yang memerlukan bukti patologis di labolatorium.
“Pembusukan lanjut yang ditemukan cukup menghambat, namun indikasi kelainan bisa diperkuat melalui patologi anatomi,” ujar Reinhard.
Sebelumnya, Adapun, sebelumnya diberitakan, siswi sekolah penerbangan asal Kabupaten Asahan, Ade, tewas saat menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Keluarga korban menduga bahwa korban tewas usai dianiaya di asrama sekolah itu.
Kuasa hukum keluarga korban Thomy Faisal mengatakan peristiwa itu berawal pada Selasa (1/10) sekira pukul 23.00 WIB. Saat itu, keluarga korban mendapat telepon dari pihak sekolah bahwa korban masuk rumah sakit.
“Tanggal 1 Oktober jam 23:00 WIB, pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU,” kata Thomy, Sabtu (26/10)
Lalu, selang beberapa menit kemudian, keluarga korban mendapatkan kabar bahwa korban telah meninggal dunia. Thomy menyebut pihak keluarga sudah sempat menanyakan kepada dokter soal penyebab kematian korban.
Namun, korban diduga telah meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit dan pihak dokter belum sempat melakukan penanganan kepada korban.
Usai menerima informasi itu, keluarga korban langsung berangkat dari Kabupaten Asahan menuju Medan untuk menjemput jenazah korban. Setelah itu, jasad korban dibawa oleh pihak keluarga.
Namun, saat dicek, keluarga menemukan ada bekas memar di leher, seperti bekas cekikan. Selain itu, keluarga juga menemukan lebam di punggung dan rusuk. (Per)