Tanjungbalai – Kabar73.com || Viral sebuah video beredar di sosial media viral memperlihatkan keluarga pasien mengamuk di RSUD dr Mansyrur Kota Tanjungbalai karena pasien bayi berusia lima bulan meninggal.
Dalam rekaman suara video yang beredar, seorang wanita berteriak – teriak histeris di ruang IGD rumah sakit dan menyebutkan anaknya telah meninggal. Ia mengatakan tidak ada perawat yang membukakan selang infus dan oksigen anaknya. Adapun diketahui, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (17/2) malam kemarin.
“Sudah meninggal anak ku, mana perawat rumah sakit. Tolong bukak kan ini anak ku ini sudah meninggal. Tidak ada kalian pegang anakn ku,” kata suara wanita di dalam video.
Kemudian, keluarga pasien selain mempersoalkan pelayanan rumah sakit juga sengaja tidak memberikan layanan ambulans untuk keluarga pasien setelah anak tersebut meninggal.
Wanita tersebut terus berteriak histeris dan tampak ditenangkan oleh seorang satpam. Ia terus meminta agar perawat datang membukakan selang infus yang terpasang di tangan pasien.
Dikonfirmasi terpisah, Kabag Tata Usaha RSU D dr Mansyur Kota Tanjungbalai dr Andrew Sitorus menjelaskan kronologi viralnya video tersebut yang direkam keluarga pasien dan menyalahkan pelayanan rumah sakit.
“Pertama kami mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pasien. Terkait video beredar viral itu tentu kami sangat menyangakan. Sebab tidak benar pihak rumah sakit tidak memberikan pertolongan kepada pasien,” kata dr Andrew saat dikonfirmasi di ruangannya, Senin (19/2/24).
Dia menjelaskan pasien merupakan bayi berusia 5 bulan datang pada Sabtu (17/2) dengan keluhan sesak nafas dan langsung diperiksa oleh dokter anak di UGD rumah sakit.
“Namun setelah diperiksa si anak bukannya sesak nafas lagi tapi sudah mengarah ke gagal nafas, dan akan berhenti nafasnya. Karena itu dokter anak langsung menyarankan untuk di rujuk ke Medan,” kata Andrew.
Namun pihak keluarga tidak mau merujuk pasien berangkat ke Medan hingga akhirnya pihak rumah sakit menerima surat pernyataan tidak bersedia di rujuk dari keluarga pasien.
“Karena tidak bersedia dirujuk kita lakukan penanganan maksimal, itulah pemasangan infus dan oksigen dan kondisinya makin memburuk sore harinya. Di situlah baru keluarga bilang mau di rujuk,” kata Andrew.
Proses perujukan itu kata Andrew tidak bisa dilakukan dengan segera sebab pihaknya harus menghubungi beberapa rumah sakit di Medan untuk memastikan kesediaan tempat layanan kesehatan.
“Kan enggak mungkin langsung diberangkatkan sore itu juga. Kami tanya ke beberapa rumah sakit di Medan banyak yang enggak bisa hingga akhirnya mau magrib itu ada rumah sakit yang bersedia namun waktu mau persiapan dibawa (dirujuk ke Medan) pasien meninggal,” ujarnya.
Kondisi inilah yang membuat keluarga pasien marah dan merasa anak mereka diterlantarkan lalu merekam peristiwa itu sehigga seolah-olah pihak rumah sakit tidak memberikan layanan.
“Kalau waktu kejadian itu si ibu itu marah-marah di sana. Ya siapa perawat kami yang berani mendekat, dia mau lepaskan selang infus ibu itu sudah marah-marah bikin video bahkan sempat ada kontak fisik. Makanya di posisi itu satpam yang maju,” kata Andrew. (Perdana)
Foto: Tangkapan layar video viral keluarga pasien mengamuk di RSUD Tanjungbalai. (Per)