ASAHAN – Kabar73.com || Warga Desa Silo Baru Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan Sumatera Utara melakukan protes dengan mandi lumpur dan mencuci sepeda motor di kubangan jalan yang rusak.
Adapun, jalan rusak tersebut berstatus milik Provinsi yang menghubungkan antar desa hingga kecamatan di Asahan. Menurut warga, ada sepanjang 10 kilometer jalan yang kondisinya memprihatinkan sebab tak kunjung mendapat sentuhan pembangunan.
Video sejumlah pemuda di desa tersebut dengan aksi mandi lumpur dan mencuci sepeda motor dengan air kubangan itu kemudian ramai di sosial media sebagai bentuk kritik dan protes kekecewaan.
“Enggak pernah bangun, dari saya SD begini begini saja. Itu lubang-lubangnya penuh air lumpur semua kalau hujan. Ini yang rusaknya begini kira kira hampir 10 kilometer” kata Tuah Hariadi, pria yang lakukan aksi mandi lumpur saat dihubungi wartawan, Selasa (22/8/2023).
Menurut warga, jalan sepanjang hampir 10 kilometer itu yang paling parah berada di Desa Silo Baru hingga Pematang Sei Baru di mana mayoritas masyarakat di sana merupakan petani kebun dan nelayan.
“Ini jalan utama satu satunya kalau masyarakat sini mau ke kota Kisaran. Akses hari-hari dari jalan ini, anak anak ke sekolah, ke ladang, mau ke rumah sakit semua lewat dari sini yang tak pernah ada pembangunan,” ujarnya.
Sementara itu, informasi dihimpun jalan rusak tersebut merupakan salah satu ruas dari proyek pembangunan 450 kilometer jalan di Sumut yang diperbaiki pemerintah provinsi dengan anggaran Rp 2,7 Triliun pada tahun 2022 dan 2023.
Kepala Desa Sei Pematang Baru, Dtm Ahmad Faisal membenarkan hal itu dan pihaknya sudah mengetahui akan adanya perbaikan dari anggaran Pemprov Sumut namun hingga kini tak ada tanda pengerjaan.
“Iya masuk proyek provinsi yang Rp 2,7 Triliun mulai dari Simpang Butong Air Joman sampai ke desa ini hingga perbatasan Tanjungbalai,” kata Faisal.
Dia pun tidak mengetahui secara pasti kapan realisasi pembangunan jalan desanya itu bisa terwujud.
“Kami pernah koordinasi sama UPT ada isu isu pemotongan perbaikan jalan mungkin itu juga yang menyebabkan belum sampai (pembangunan) ke sini,” terangnya. (red)