ASAHAN – Kabar73.com || Sebuah tragedi memilukan terjadi di Sekolah Dasar Swasta di Desa Rahuning, Asahan, Sumatera Utara, pada Rabu (7/8) pagi lalu. Seorang anak berinisial RS ditemukan tewas akibat tersetrum mesin pompa air yang berada di lingkungan sekolahnya.
Kasus ini kini tengah ditangani pihak kepolisian yang telah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang ada. Kapolsek Pulau Raja, AKP Aman Putra kepada wartawan, Jumat (9/8/24) membenarkan kejadian tersebut.
“Benar itu kejadiannya hari Rabu, sekitar pukul 11:40 WIB ada salah seorang siswa SD tersetrum arus listrik. Dimana informasi tersebut kami dapatkan setelah siswa itu dibawa ke Puskesmas, dan meninggal dunia,” kata Kapolsek.
Saat para penyidik dari Inafis Polres Asahan melakukan olah tempat kejadian perkara. Saat kejadian, korban ditemukan dalam keadaan tergelatak di dekat tower penampungan air yang ada di lingkungan sekolahnya.
“Korban saat itu berdasarkan keterangan bermain seorang diri,” ujarnya.
Setelah tersetrum dan tidak sadar, korban sempat dibawa ke Puskesmas dan dinyatakan meninggal dunia akibat luka bakar di bagian tubuh belakangnya diduga tersetrum.
Pihak kepolisian dari Polres Asahan, yang melakukan olah TKP, menduga bahwa kematian RS disebabkan oleh kesetrum mesin pompa air. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa kabel mesin pompa air yang terkelupas mengenai bagian besi, yang diduga menyebabkan sengatan listrik fatal pada korban.
“Ini menjadi indikasi kuat bahwa korban tewas akibat kesetrum setelah kita melakukan olah TKP bersama pihak PLN,” kata AKP Aman Putra.
Polisi telah memeriksa delapan saksi, termasuk pihak sekolah untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai insiden ini. Penyidikan masih berlangsung, dan pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap semua aspek dari kasus ini.
“Kami terus melakukan penyelidikan untuk memastikan semua faktor yang menyebabkan tragedi ini,” tambah Aman.
Peristiwa tragis ini menyoroti pentingnya keselamatan dan pemeliharaan fasilitas di lingkungan sekolah agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. (red)