Malang – Kabar73.com || Seorang guru SD di Malang berinisial WE (44) nekat bunuh diri bersama istri dan anaknya. Ternyata nominal utang yang dimiliki keluarga tersebut mencapai puluhan juta rupiah.
“Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi yang kita periksa untuk kisaran utang, saya mohon maaf hanya bisa menyampaikan capai puluhan juta Rupiah,” ujar Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat dilansir detikJatim, Sabtu (16/12/2023).
Jumlah utang korban itu diketahui dari pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.
“Intinya ada beberapa saksi yang menyampaikan bahwa yang bersangkutan punya utang kepada dirinya (saksi) kurang lebih seperti itu,” terang Gandha.
Menurut Gandha, beban kewajiban keuangan yang dimiliki WE diduga memicunya untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Korban ditemukan tewas di rumahnya Gang Sunan Bonang, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ketiga korban merupakan ayah, ibu, dan satu anak perempuan.
Mereka adalah WE (44), kemudian istrinya SU (40), dan salah satu putrinya berinisial RY (12). Sedangkan satu anak lain berinisial AKE (12), ditemukan selamat dan sudah mendapatkan pendampingan.
“Itu sementara menjadi motif, yakni adanya kewajiban keuangan yang dimiliki oleh Pak WE. Sebelumnya juga disampaikan bahwa tidak sanggup membayar, sesuai keterangan saksi yang kita dapatkan,” tuturnya.
Polisi juga mengungkap WE berutang pada secara perorangan bukan pada platform pinjaman online.
“Utang di perorangan, tidak ada arah ke koperasi atau pinjol tidak ada,” jelasnya.
Seorang anak korban berinisial AKE (12) didapati masih hidup. AKE juga diharapkan mendapatkan pemulihan psikologis atas apa kejadian tragis tersebut.
“Saya juga minta tolong kepada rekan-rekan media dan rekan-rekan lainnya, agar bisa mendukung saudari K (AKE) ini bisa melanjutkan kehidupannya kembali. Seperti bisa bersekolah kembali, berinteraksi dengan kawan-kawannya dan tidak terlalu larut dalam kesedihan,” harap Gandha.
AKE saat ini duduk di kelas 7 SMP. Usai kejadian itu, ia tinggal bersama neneknya di Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
“Saudara K (AKE) bersama nenek ibu dari korban SK. Kondisinya tentunya sedih, mudah-mudahan tidak ada depresi karena yang hanya bisa mengatakan itu kan psikolog harus dilakukan assesment. Saya juga mendapatkan laporan bahwa pagi tadi Pak Bupati dan ibu, hadir untuk memberikan support tentunya,” pungkasnya. (dtc)