Jakarta – Kabar73.com || Pemerintah memutuskan mengentikan sementara penyaluran bansos beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Keputusan ini berlaku efektif mulai hari ini.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi penghentian bansos beras setelah ada keputusan rakortas bidang pangan.
“Tentu kami di Badan Pangan Nasional menindaklanjuti hasil Rakortas Bidang Pangan, sehingga telah disampaikan surat kepada Bulog untuk menunda bantuan pangan dan SPHP beras. Untuk SPHP beras dihentikan sementara per 7 Februari karena telah berjalan dari Januari,” terang Arief dilansir detikFinance Jumat (7/2/2025).
Menurut Arief, penghentian sementara ini dilakukan karena ada pemutakhiran data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) sebagai database penerima.
Untuk realisasi SPHP beras di tingkat konsumen sampai 6 Febuari telah tersalurkan 89,2 ribu ton atau 29,74%. Sebelumnya alokasi SPHP ditentukan sebesar 300 ribu ton.
Alasan lain, kata dia, dilakukan agar Bulog bisa fokus melakukan penyerapan panen petani hingga 3 juta ton setara beras. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya menjaga harga petani selama panen raya yang diperkirakan dari Februari sampai April.
“Kami juga ingin meminta kepada para pimpinan daerah dan Satgas Pangan Polri dapat membantu pengawasan upaya penyerapan panen petani oleh pemerintah melalui Bulog. Selanjutnya pelaksanaan pemberian bantuan pangan beras dan penyaluran SPHP beras kapan kembali digulirkan, akan diputuskan dalam Rakortas Bidang Pangan selanjutnya,” pungkasnya.
Adapun program intervensi beras seperti bantuan pangan dan SPHP selama ini telah menjadi instrumen pengendalian inflasi, terutama inflasi volatile food atau inflasi pangan. Terkini, tingkat inflasi volatile food di Januari 2025 secara bulanan berada di 2,95% dan secara tahunan di 3,07%.
Inflasi pangan tersebut terbilang masih cukup stabil dan tidak terlalu menanjak yang sampai melebihi target pemerintah. Ini menimbang sesuai hasil High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP) Tahun 2025 pada Jumat (31/1/2025) yang telah menyepakati pergerakan tingkat inflasi komponen volatile food agar dapat berada di kisaran 3 sampai 5%. (red)