Tanjungbalai – Wali Kota Tanjungbalai, Waris Thalib secara terbuka menyampaikan keinginannya untuk ‘mengambil’ lima kecamatan yang saat ini secara administratif berada di wilayah Kabupaten Asahan untuk masuk ke Tanjungbalai.
Waris beralasan, Kota Tanjungbalai yang dipimpinnya tidak punya potensi pendapatan asli daerah (PAD) yang mumpuni untuk membiayai pembangunan daerahnya, sementara selama ini mereka hanya Rp 70-80 miliar pertahun yang bersumber dari retribusi dan pajak.
Hal itu, disampaikan Waris saat ia menyampaikan sambutan disela kegiatan pencanangan desa bersinar di Kelurahan Selat Tanjung Medan Kota Tanjungbalai yang dihadiri oleh Badan Narkotika Nasional RI, Kementerian Dalam Negeri dan Kapolda Sumut, Rabu (24/4/2024).
“Kami Tanjungbalai ini ingin punya anggaran sendiri untuk masalah narkoba ini. Tapi Tanjungbalai tak punya laut, tidak punya perkebunan, pertanian yang bisa jadi PAD. Kami sudah sampaikan proposal ke Gubernur, Kemendagri agar lima kecamatan di Asahan itu bergabung ke kita,” kata Waris.
Lima kecamatan yang dimaksud Waris tersebut merupakan daerah yang mengapit kota Tanjungbalai yakni kecamatan Sei Kepayang, Sei Kepayang Timur, Sei Kepayang Barat, Tanjungbalai dan Simpang Empat.
“Kami ingin punya laut agar ada pelabuhan Internasional di sini yang bisa hasilkan PAD itu di wilayah Bagan Asahan, Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan. Kami ingin punya pertanian perkebunan di Sei Kepayang dan Simpang Empat,” kata dia.
Saat ini sebut Waris, Kota Tanjungbalai yang memiliki 6 kecamatan dan 31 kelurahan dengan 183 ribu jiwa ingin warganya keluar dari jeratan narkoba mengingat daerah ini jadi kerap jadi pintu masuk peredaran narkoba jalur laut karena wilayahnya dengan dengan selat Malaka, perbatasan Malaysia.
“Itulah alasannya kami ingin punya anggaran sendiri dengan PAD yang besar untuk mengakomodir tindakan penyalahgunaan narkoba ini,” ujarnya.
Sementara Pencanangan Desa Bersinar di Kelurahan Selat Tanjung Medan Kota Tanjungbalai ini dihadiri langsung oleh Kepala BNN RI, Komjen Pol Martinus Hukom. Ia mengatakan, di Sumatera Utara ada sebanyak 1 juta orang di Sumut ini telah terdampak dan terpengaruh narkoba yang salah satu peredaran pintu masuknya ada di Tanjungbalai. (dan)