Lumajang – Kabar73.com || Yenny Wahid, Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, memberikan Orasi Ilmiah di Pondok Pesantren Syarifuddin, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Selasa (21/11). Acara bertajuk “Dari Santri untuk Negeri, Bersama Ganjar-Mahfud “Indonesia Bersih” dihadiri oleh 3000 orang, termasuk kiai, ustad kampung, dan santri. Pengasuh Pondok Pesantren Syarifuddin, KH. Sulahak Syarif, Pengawas Yayasan KH. Baidarus Mu’arif, serta para ustad turut hadir.
Gus Dur, putri dari Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, menyampaikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Ia menyoroti rekam jejak keduanya yang dinilai telah teruji selama menjabat dalam berbagai posisi.
“Pak Ganjar pernah menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode. Beliau orangnya dekat dengan rakyat dan mau mendengarkan suara hati masyarakat,” kata Yenny.
Yenny juga menekankan pentingnya pengakuan atas ijazah pesantren agar santri dapat lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Dalam orasinya, ia mengungkapkan rencana Ganjar-Mahfud untuk memberikan kesetaraan dan peluang kepada santri.
“Fokus Ganjar-Mahfud adalah agar santri lebih mandiri, terampil, dan mendapatkan dana khusus untuk berwirausaha. Mereka akan mendapatkan pelatihan khusus untuk memudahkan mereka dalam mencari pekerjaan di masa depan,” ungkap Yenny.
Menurut Yenny, sektor pendidikan, terutama pesantren, akan menjadi prioritas bagi Ganjar-Mahfud jika terpilih. Ia merujuk pada pengalaman Ganjar dalam memimpin Jawa Tengah yang telah memperhatikan sektor pendidikan.
“Pendidikan ini sektor yang fundamental sehingga harus menjadi perhatian pemimpin kedepan. Termasuk Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan harus diperhatikan. Dan itu akan menjadi salah satu prioritas Pak Ganjar dan Mahfud,” kata Yenny.
Yenny juga memberikan gambaran positif tentang Mahfud, menyebutnya sebagai kader NU yang dididik langsung oleh Gus Dur. “Pak Mahfud bukan orang asing, beliau orang NU dan Kader didikan langsung Gus Dur. Bahkan ditunjuk jadi Menteri Pertahanan di era Presiden Gus Dur,” katanya.
Ia menyoroti pengalaman Mahfud di berbagai bidang, termasuk legislatif, yudikatif, dan eksekutif. “Pak Mahfud ini pernah di DPR, pernah Ketua Mahkamah Konstitusi, dan pernah jadi menteri. Jadi paket komplit ini,” ujarnya.
Yenny mengingatkan bahwa kondisi negara yang aman, kondusif, dan penegakan hukum yang adil dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Ia menilai Mahfud sebagai sosok yang tegas dalam penegakan hukum.
“Sebab orang mau investasi kalau negara itu tidak ada korupsi, tidak ada pungutan liar. Maka hanya Pak Mahfud yang tegas dalam penegakan hukum. Dan ini sudah teruji tanpa pandang bulu,” katanya.
Dalam mengakhiri orasinya, Yenny memberikan pesan agar pemilihan pemimpin dilakukan dengan mengikuti kata hati, tanpa menjelek-jelekkan pasangan calon lain. Ia menekankan bahwa hati mengetahui kebaikan dan keburukan, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah.
“Jadi kalau memutuskan untuk memilih Ganjar-Mahfud dipastikan itu suara hati kita. Tidak usah menjelek-jelekan paslon lain,” harapnya. (red)