Empat Lawang – Kabar73.com || Kepala Dinas PUPR Empat Lawang, Sumatera Selatan, Ismail Hakim menjadi sorotan publik karena hidup mewah. Ismail menggunakan barang mahal seharga rumah serta berlibur ke luar negeri bersama keluarganya.
Informasi dihimpun kehidupan hedonisme Ismail beserta anak dan istrinya itu sempat diunggah dan viral di media sosial. Warganet pun mempertanyakan barang mahal yang digunakan tersebut asli atau palsu.
“Selamat malam Pak Ismail Hakim, Kepala Dinas PUPR Empat Lawang, Sumsel. Apakah tas tas dan sepatu keluarga Bapak ini nantinya akan diklaim sebagai barang KW juga?,” tanya salah satu akun PartaiSocmed, dalam cuitannya, Sabtu (15/3/2023).
Dalam foto unggahan lain juga terlihat Ismail berpose didepan menara Eiffel, Paris bersama keluarganya dengan tas branded yang dimiliki oleh anak dan istrinya yang harganya ditaksir lebih dari harga sebuah rumah subsidi.
“Hermes Mini Lindy harganya mahal juga ya? Belum yg Gucci Interlocking dan Gucci Marmont Handbag-nya,” tulisnya.
Terkait kehidupan hedonnya itu viral, Ismail sendiri membenarkan jika barang-barang mewah yang digunakan keluarga itu memang merupakan barang asli yang keluarga beli dan bukan barang tiruan atau kw.
Bahkan, terkait outfit yang mereka kenakan karena ia mengklaim keluarganya berprinsip untuk menggunakan barang harus yang asli agar pemakaiannya bisa bertahan lama.
“Sehingga barang branded atau asli itu selain sebagai fashion juga merupakan suatu investasi dalam arti di kemudian hari barang yang berharga bisa dijual kembali,” kata Ismail Hakim, Sabtu (15/3/2023).
Mengenai foto liburan bersama keluarga ke luar negeri, dia mengaku peristiwa itu terjadi pada 2019 lalu. Dia mengaku saat itu belum menjadi Kadis PUPR, melainkan hanya sebagai pejabat biasa di lingkungan Pemkab Empat Lawang.
“Itu tahun 2019 itu pada bulan April bersama keluarga saya berwisata ke Eropa Barat, saat itu saya belum menjadi kepala Dinas PUPR Kabupaten Empat Lawang,” katanya.
Meski gajinya yang merupakan pejabat eselon 2 dengan gaji pokok di bawah Rp 10 juta, ia mengaku keluarga dapat membeli barang-barang branded tersebut karena keturunan keluarganya memang dari orang berada (orang kaya), termasuk biaya liburan ke Eropa dari hasil penjualan sebagian tanah di Lubuklinggau Rp 700 juta. (red)